Kamis, 30 Januari 2014

Judul KTI tentang KB


KB


  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI SUNTIK KE PIL DI BPS ... TAHUN 20…
     
  2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS ... TAHUN 20….
  3. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 20..
  4. GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI ... TAHUN 20….
  5. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 20…
  6. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN BERAT BADAN DI BPS ...
  7. PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA ...
  8. GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  9. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI PUSKESMAS ...
  10. GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA ...
  11. GAMBARAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KB DI ...
  12. HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  13. ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK DI BPS ...
  14. HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENTSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS ... TAHUN 20… ...
  15. TINGKAT PENGETAHUAN IBU PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG METODE KELUARGA BERENCANA (KB) ALAMIAH DI ...TAHUN 20… ...
  16. GAMBARAN TENTANG RENDAHNYA AKSEPTOR IUD (AKDR) DI PUSKESMAS ...TAHUN 20… ...
  17. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DI DUSUN ... ...
  18. PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG PENGGUNAAN IMPLANT DI RB... ...
  19. PERSEPSI AKSEPTOR PIL TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS ... ...
  20. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR WANITA PASANGAN USIA SUBUR TIDAK MENGGUNAKAN KONTRASEPSI TUKBEKTOMI DI … ...
  21. GAMBARAN EFEK KB IUD PADA AKSEPTOR KB IUD DI... ...
  22. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IUD DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU SEBAGAI AKSEPTOR IUD DI...
  23. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KB VASEKTOMI DI...
  24. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB IUD TENTANG PENATALAKSANAAN KB IUD DI...
  25. HUBUNGAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN GANGUAN MENSTRUASI DI PKM ... ...
  26. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (IUD)
  27. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING PIL ORAL KOMBINASI
  28. EFEKTIFITAS PENYULUHAN KONTRASEPSI MANTAP (VASEKTOMI) PADA PUS…………
  29. GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI ... TAHUN 20....
  30. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 20…
  31. PERSEPSI AKSEPTOR PIL TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS
  32. KECEMASAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN INFERTIL PRIMER DI RUMAH BERSALIN
  33. PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING PIL ORAL KOMBINASI (POK) DI KELURAHAN …..
  34. GAMBARAN PERSYARATAN MINIMAL FASILITAS PELAYANAN AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  35. KARAKTERISTIK EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA ….
  36. HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALKON PIL TERHADAP SIKAP IBU AKSEPTOR KB PIL
  37. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  38. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA AKSEPTOR IUD
  39.  GAMBARAN PERBEDAAN EFEK SAMPING KB IUD PADA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA DI
  40.  HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULANAN UNTUK MELANJUTKAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULANAN








Rabu, 29 Januari 2014

i love elmo and mr.cookies



ni gw sama si elmo.. :*

ehm.. Semacam MOTIVASI, pemberi semangat!!!


Kata kata motivasi dibawah ini adalah kumpulan ungkapan yang dapatkalian simak dan renungkan untuk memberikan inspirasi motivasi kehidupan ditengah2 masalah yang sering menimpa kita. Semoga kumpulan kata motivasi ini dapat menjadi energi baru dalam menjalani hidup kedepannya.
Ø  Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

Ø  Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

Ø  Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Ø  Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

Ø  Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

Ø  Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

Ø  Dengan keyakinan kita dpt memindahkan gunung, tapi tanpa persiapan kita dpt tersandung oleh kerikil.

 Ø  Jangan berlomba utk menemukan kesalahan org lain, tapi berlombalah utk menghindari kesalahan yg sama. 

Ø  Orang2 yg gagal menciptakan sejarah besar adl orang2 yg meremehkan hal2 kecil.

Ø  Belajar memang Melelahkan, namun akan lebih Melelahkan lagi bila saat ini Kamu tidak Belajar

Ø  Impian tidak akan menggerakan seseorang utk maju, alasan kuat dibalik impian itulah yg menggerakannya.

Ø  Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

Ø  Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

Ø  Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

Ø  Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.


        Ø  Tidak ada mata pelajaran yang sulit, kecuali kemalasan akan mempelajari mata pelajaran tersebut.
Ø  Orang tua kerja untuk menghidupi anaknya, anaknya sekolah agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak di kemudian hari. Dengan belajar dan mendapatkan nilai baik adalah cara jitu pelajar untuk membahagiakan orang tuanya.
Ø  Malas belajar hanya akan membuat suatu pelajaran semakin sulit dipelajari.
Ø  Lebih baik belajar satu halaman per hari daripada belajar satu buku tapi cuma sehari.
Ø  Belajar adalah investasi berharga untuk masa depan dan tidak seperti harta yang suatu saat bisa habis.
Ø  Bagi yang tahu bahwa belajar itu menyenangkan, belajar adalah aktivitas yang menyenangkan.
Ø  Dengan belajar sesungguhnya kita telah membuka satu pintu menuju kesuksessan
Ø  Aku datang, aku belajar, aku ujian, aku revisi dan aku menang!
Ø  Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Ø  Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua,calon istri/suami dan calon mertua pun bahagia
Ø  Tujuan sekolah bukan hanya sekadar mendapatkan ijazah. Ilmu yang terpenting yang harus didapat. Percuma dapat ijazah tapi sedikit ilmu yang didapat dari sekolah.
Ø  Belajar butuh kesabaran. Hilangkan rasa ingin cepat-cepat menguasai materi. Belajar butuh proses.

Strategi Promosi Kesehatan Menurut Piagam Ottawa



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka paradigma sehat menuju visi Indonesia sehat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat. Maka kami tertarik mengambil judul strategi promosi kesehatan berdasarkan Otawa Charter untuk mengetahui bagaimana strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat.


Rumusan Masalah
a.       Menjelaskan strategi promosi kesehatan menurut piagam Otawa (Ottawa Charter) ?
b.      Bagaimana strategi promosi kesehatan menurut piagam ottawa :
§  Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
§  Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
§  Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
§  Keterampilan Individu (Personnel Skill)
§  Gerakan masyarakat (Community Action) 
Tujuan
Untuk mengetahui definisi strategi promosi kesehatan menurut piagam Otawa (Ottawa Charter) ?




BAB II
PEMBAHASAN



Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
a.     Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
              Dengan perkataan lain, agar kebijakan- kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusab dan sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkingan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).
              Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/ industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat. Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan ( policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan. 
b.     Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
            Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk  pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang  mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi para perokok dan non-perokok dan sebagainya.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
c.      Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan  sangat penting.
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi  pelayanan kesehatan  juga merupakan  tanggung jawab  bersama antara pemberi pelayanan kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.
Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang peduli terhadap kesehatan baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan teknis (pelatihan-pelatihan) sampai upaya swadaya masyarakat sendiri. Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll. 
d.     Keterampilan Individu (Personnal Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud. Strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual daripada massa.
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
Masing-masing individu seyogyanya mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap :
·         cara – cara memelihara kesehatannya
·         mengenal penyakit2 dan penyebabnya
·         mampu mencegah penyakit
·         mampu meningkatkan kesehatannya
·         mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit 

Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas. Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan (mendemostrrasikan). Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.         
e.     Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karenaitu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka akan terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. 
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
    Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions) promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu partisifasi masyarakat yang menunjang kesehatan. Contoh adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.


Dalam piagam Ottawa tersebut juga mencantumkan ada 9 (sembilan) faktor sebagai prasyarat untuk kesehatan, yaitu:
1.     Perdamaian/keamanan.
2.     Tempat tinggal.
3.     Pendidikan.
4.     Makanan.
5.     Pendapatan.
6.     Ekosistem yang stabil dan seimbang.
7.     Sumber daya yang berkesinambungan.
8.     Keadilan sosial.
9.     Pemerataan.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Strategi promosi kesehatan adalah untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Melalui kebijakan berwawasan kebijakan (health public policy), lingkungan yang mendukung (supportive environment),reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service), keterampilan individu (personnel skill) , gerakan masyarakat (community action).

Saran
Dalam pembuatannya, masih banyak terdapat kekeliruan pada makalah ini. Oleh karena itu, perlu diadakan koreksi agar dalam pembuatan makalah yang akan datang lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan pula untuk dijadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.